Minggu, 04 Desember 2011

TENTANG DESA KEDUNGSALAM

DESA KEDUNGSALAM
Jalan Raya Pantai Ngliyep Nomor 117 Tlp 0341 882080
Kecamatan Donomulyo Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur
Website: http://profildesa.info/ Password 35071008
http://kedungsalam.blogspot.com
1. Karakter Lokasi dan Wilayah
Wilayah Desa Kedungsalam Kecamatan Donomulyo Kabupaten Malang terletak pada Wilayah Dataran Tinggi dengan Koordinat antara 112O17’10,90” – 112O 57’00,00” Bujur Timur, 7O44’55,11” – 8O26’35,45” Lintang Selatan. Luas wilayah Desa Kedugsalam adalah 31.5 km2 atau 31 500 ha terletak pada urutan luas terbesar ketiga setelah Desa Donomulyo dari 10 Desa di Wilayah Kecamatan Donomulyo Kabupaten Malang.Desa Kedungsalam terdiri dari 4 Dusun, 18 Rukun Warga (RW) 86 Rukun Tetangga (RT) 2843 Kepala Keluarga (KK) , dengan jumlah Penduduk: Laki-laki 5 313 Perempuan 5 255 total 10 568 jiwa.yang tersebar pada wilayah perdesaan dan terletak antara 0 s/d 400 m dari permukaan laut.
Wilayah datar sebagian besar terletak di Dusun Krajan dan Salamrejo,Wilayah bergelombang terletak di Dusun Sumbersih dan Dusun Ngliyep.Secara administrasi wilayah Desa Kedungsalam berbatasan dengan:
Utara : Desa Telogosari
Timur : Sumbermanjing Kulon
Selatan : Samudra Indonesia
Barat : Desa Tempursari
Luas Wilayah Desa Kedungsalam adalah 31.500 Ha. Luas lahan yang ada terbagi ke dalam beberapa peruntukan, yang dapat dikelompokkan seperti untuk fasilitas umum, pemukiman, pertanian, perkebunan, kegiatan ekonomi dan lain-lain.
Luas lahan yang diperuntukkan untuk pemukiman adalah 284.300 Ha. Luas lahan yang untuk Pertanian adalah 297,50 Ha. Luas lahan untuk ladang tegalan dan perkebunan adalah 490 Ha. Luas lahan untuk Hutan Produksi adalah 179 Ha. Sedangkan luas lahan untuk fasilitas umum adalah sebagai berikut: untuk perkantoran 0.100 Ha, sekolah 9,50 Ha, olahraga 2.50 Ha, dan tempat pemakaman umum 1.472 Ha.
Berdasarkan data yang masuk tanaman palawija seperti kedelai, kacang tanah, kacang panjang, jagung, dan ubi kayu, ubi jalar, serta tanaman buah seperti mangga, pepaya, melon dan pisang juga mampu menjadi sumber pemasukan (income) yang cukup handal bagi penduduk desa ini. Untuk tanaman perkebunan, jenis tanaman kelapa merupakan tanaman handalan. Jenis tanah hitam Desa Kedungsalam ini menjadi kurang bagus sebagai lahan pemukiman dan jalan, karena cenderung labil. Karenanya, masyarakat Desa Kedungsalam masih menyukai rumah dari papan kayu daripada tembok bangunan. Sebab bangunan tembok, kalau pondasinya tidak maksimal kuat akan beresiko pecah dan bisa membahayakan jiwa penduduk.
Sedangkan keberadaan testur tanah hitam yang lembek dan bergerak juga mengakibatkan jalan-jalan cepat rusak. Karenannya, pilihan teknologi untuk membangun jalan dari bahan-bahan yang relatif bertahan lama menjadi pilihan utama.
2. Potensi Pengembangan Wilayah
1). Kedungsalam Bagian Utara
Dusun Salamrejo adalah pintu gerbang masuk ke Desa Kedungsalam diatas 400 dpl, dimana daerah ini merupakan daerah pengembangan tanaman pertanian ladang kering, persawaan dan peternakan dengan pusat pengembangan sentra ekonomi.
2). Kedungsalam bagian Tengah
Dusun Krajan diatas 350 dpl, yang merupakan daerah padat penduduk, pusat Pemerintahan dan sentral ekonomi Desa dengan adanya pasar Desa dengan komoditas andalan pasar Kelapa dan Pisang.
3). Kedungsalam bagian Timur
Dusun Sumbersih diatas 350 dpl, terletak paling ujung dimana daerah ini merupakan daerah pengembangan tanaman pertanian ladang kering, dan hutan rakyat.
4). Kedungsalam bagian Selatan
Dusun Ngliyep, yang terkenal dengan Pantai Ngliyep merupakan ikon wisata yang telah terkenal di Jawa Timur dengan spesifikasi panorama keindahan alam berupa laut lepas, pantai pasir putih sepanjang 1 000 M dengan kegiatan meliputi Upacara adat Labuhan Bulan Mulud setiap tahun.Dusun Ngliyep yang merupakan daerah pertanian ladang kering dengan sasaran pengembangan program hutan rakyat dan pengembangan wisata pantai.
3. Sejarah Desa Asal-usul Nama Desa Kedungsalam
Nalika semanten, watawis warsa 1800 ing papan menika taksih arupi wana gung lewang liwung. Dereng wonten satunggaling jalma ingkang manggeni mriki. Sak pungkuripun perang Diponegoro mengsah Welandi, papan menika kagungan tiyang satunggal mbaka satunggal saperlu nylametaken dhiri saking panguyakipun mengsah.
Para priyayi sepuh ingkang kathah-kathaipun saking tlatah Mentaram, Jawi Tengah ingkang dumugi ing papan menika, Eyang Kasan Mentawi. Lajeng kasusul sadherekipun sekawan inggih punika Mbah Kyai Talib, Mbah Singorejo, Mbah Kasiyo dalah Mbah Dawud.Karana papan punika dipun raos aman sarta saged damel pengayoman, mila para sepuh kalawau sesarengan para pandherekipun lajeng babat wana kagem olah tetanen sarta yasa gubug.
Perlu dipun kawuningani, bilih Mbah Kasan Muntawi babat wana ing Kedungrejo, sekitaripun Pasar Wage. Dene mbah Singorejo babat ing tlatah Salamrejo, sekitaripun suwargi mbah banjir, Mbah Kasiyo ugi babat wana kagem padusunan ing wewengkon Salamrejo sisih kilen, patilasanipun wonten ing wilayah kucur, dene ing dhukuh Ngliyep ingkan babat sapisan Mbah Kyai Talib.
Ing sawijine dinten Mbah Kyai Talib sasedherek tumuju ing satunggiling kedung kanthi niat badhe siram jamas. Ndilalah ing ngriku wonten wit salam alit krana ing kedung punika para sepuh sami ngraosaken seger sumyah sarto angsal rasa tentrem. Mila ing rejane jaman papan menika lajeng dipun paringi tenger desa Kedungsalam.
Werdinipun kedung mengku teges sawijining papan ingkang jembar lan salam tegesipun slamet. Ing pangajab, mugi-mugi warga Kedungsalam tansaa manggih rahayu, manggih iman suci saha tansah asung kurmat dhumateng para sepuh ingkang sampun karaya-raya ndadosaken desa punika.
Eloking lelampahan, ing sanes wekdal papan menika katerjang pagebluk saparan. Warga ingkang enjing sakit sontenipun dumugi pejah, samanten ugi kosok wangsulipun. Saking rumpeking manah Kyai Talib lajeng mujasemedi ngunjuk atur mring Gusti nyuwun pitedah. Temahan pikantuk wangsit supados ngupadi sadherekipun pawestri ingkang asma Eyang Atun ingkang kala semanten cumondok ing dhukuh wegalih, Desa Wanakerto Kecamatan Bantur. Sinarengan Eyang Atun lajeng ngawontenaken sesaji katur Gusti ingkang Maha Wikan lan manggen ing Gunung Kombang, pesisir Ngliyep. Labuh sesaji sepisan katitik tanggal 15 sasi Robiul Awal watawis warsa 1880 lan dipun lestarekaken saben tahun kanthi ngawontenaken ritual larung sesaji Mauludan.
Salajengipun Eyang Kyai Talib kapercados minongko lurah sepisan Kedungsalam, kasusul Eyang Slamet lan Eyang Kartowijoyo, minangka lurang ingkang kaping tiga. Lurah salajengipun Mbah Supiadi, Mbah Saidi Sastro Wijoyo, Mbah Radio, PJS. Kades Bpk. K. Perwito, Kades Bpk. Hudi Sukamto, Kades Ibu Sutinah dipul lajengaken PJS Bpk. Drs. Suharto lan sapunika Bpk. Misdi.
Kanthi sejarah punika mugi para warga Kedungsalam saged mangertosi labuh labeting para priyayi sepuh ingkang sampun mujudaken Desa Kedungsalam.
Dhumateng para sepuh ingkang mangertosi ing babagan desa Kedungsalam, mugi paring panyuruhe kangge sampurnaning sejarah punika. Pramila ing mbok bilih wonten kalepatan ingkang sengaja utawi mboten sengaja, kula tansah mawantu-wantu nyuwun sihing pangakasami. Nuwun, nuwun, nuwun. Wassalamu,alaikum Wr.Wb.
4. Demografis/ Kependudukan
Berdasarkan data Administrasi Pemerintahan Desa tahun 2012, jumlah penduduk Desa Kedungsalam adalah 10.568 jiwa, dengan rincian 5.313 laki-laki dan 5.255 perempuan. Jumlah penduduk demikian ini tergabung dalam 2.843 KK.


Agar dapat mendeskripsikan dengan lebih lengkap tentang informasi keadaan kependudukan di Desa Kedungsalam maka perlu diidentifikasi jumlah penduduk dengan menitikberatkan pada klasifikasi usia. Untuk memperoleh informasi ini maka perlulah dibuat tabel sebagai berikut:


Tabel 4
Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah
1 0 – 1 315 orang
2 1 – 5 587 orang
3 0 – 7 506 orang
4 7 – 18 1 257 orang
5 18 – 59 6 702 orang
6 >59 – Keatas 1 201 orang
Jumlah Total 10 568 orang
Dari data di atas nampak bahwa penduduk usia produktif pada usia 20-49 tahun Desa Kedungsalam sekitar 3.295 atau hampir 45%. Hal ini merupakan modal berharga bagi pengadaan tenaga produktif dan SDM.
Tingkat kemiskinan di Desa Kedungsalam termasuk tinggi. Dari jumlah 2.843 KK di atas, sejumlah 526 tercatat sebagai Pra Sejahtera, 353 KK tercatat Keluarga Sejahtera I, 2.265 KK tercatat Keluarga Sejahtera II, 154 KK tercatat Keluarga Sejahtera III dan 0 KK sebagai sejahtera III plus.
Jika KK golongan Pra-sejahtera dan KK golongan I digolongkan sebagai KK golongan miskin, maka lebih 50% KK Desa Kedungsalam adalah keluarga miskin.

5. Pendidikan
Eksistensi pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat kesejahteraan masyarakat pada umumnya
dan tingkat perekonomian pada khususnya. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat kecakapan masyarakat yang pada gilirannya akan mendorong tumbuhnya ketrampilan kewirausahaan dan lapangan kerja baru. Dengan sendirinya akan membantu program pemerintah dalam mengentaskan pengangguran dan kemiskinan. Pendidikan biasanya akan dapat
mempertajam sistematika berpikir atau pola pikir individu, selain mudah menerima informasi yang lebih maju dan tidak gagap teknologi. Di bawah ini adalah tabel yang menunjukkan tingkat rata-rata pendidikan warga Desa Kedungsalam
Tabel 5
Tamatan Sekolah Masyarakat

No Keterangan Jumlah
1 Belum sekolah 74
2 Tidak Tamat SD 1413
3 Tamat Sekolah SD 2180
4 Tamat Sekolah SMP 1400
5 Tamat Sekolah SMA 748
6 Tamat Sekolah PT/ Akademi 143
Jumlah Total
Rentetan data kualitatif di atas menunjukan bahwa mayoritas penduduk Desa Kedungsalam hanya mampu menyelesaikan sekolah di jenjang pendidikan wajib belajar sembilan tahun (SD dan SMP). Dalam hal kesediaan sumber daya manusia (SDM) yang memadahi dan mumpuni, keadaan ini merupakan tantangan tersendiri. Sebab ilmu pengetahuan setara dengan kekuasaan yang akan berimplikasi pada penciptaan kebaikan kehidupan.
Rendahnya kualitas pendidikan di Desa Kedungsalam, tidak terlepas dari terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan yang ada, di samping tentu masalah ekonomi dan pandangan hidup masyarakat. Sarana pendidikan di Desa Kedungsalam baru tersedia di level pendidikan dasar 9 tahun (SD dan SMP), sementara akses ke pendidikan menengah ke atas berada di tempat lain yang relatif jauh.
Sebenarnya ada solusi yang bisa menjadi alternatif bagi persoalan rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM) di Desa Kedungsalam yaitu melalui pelatihan dan kursus. Namun sarana atau lembaga ini ternyata juga belum tersedia dengan baik di Desa Kedungsalam. Bahkan beberapa lembaga bimbel dan pelatihan yang pernah ada malah gulung tikar. Mungkin dorongnan dari pemerintah dan masyarakat lemah. Inilah yang menjadi pekerjaan dasar pemerintahan Desa Kedungsalam sekarang ini.
6. Kesehatan
Masalah kesehatan adalah hak setiap orang dan merupakan aset yang amat penting bagi masa depan bangsa secara umum. Masyarakat yang produktif adalah masyarakat yang sehat fisik dam mentalnya. Salah satu cara untuk mengukur status kesehatan masyarakat adalah mencermati banyaknya masyarakat yang terserang penyakit. Laporan warga menunjukkan adanya gejala masyarakat yang terserang penyakit relatif tinggi, yang antara lain disebabkan oleh infeksi pernapasan akut bagian atas, malaria, penyakit sistem otot dan jaringan pengikat. Data tersebut menunjukkan

bahwa gangguan kesehatan yang sering dialami penduduk adalah penyakit yang bersifat cukup berat dan berdurasi lama bagi kesembuhannya, yang diantaranya disebabkan perubahan cuaca serta kondisi lingkungan yang kurang sehat. Ini tentu mengurangi daya produktifitas masyarakat Desa Kedungsalam secara umum.
Sedangkan data orang cacat mental dan fisik termasuk cukup jumlahnya. Tercatat penderita bibir sumbing berjumlah 3 orang, tuna wicara 4 orang, tuna rungu 4 orang, tuna netra 3 orang, dan lumpuh 12 orang. Data ini menunjukkan masih rendahnya kualitas hidup sehat di Desa Kedungsalam
Hal yang perlu juga dipaparkan di sini adalah terkait keikutsertaan masyarakat dalam KB. Terkait hal ini peserta KB aktif tahun 2009 di Desa Kedungsalam berjumlah lumayan banyak yaitu Jumlah akseptor KB aktif 1.442 orang, Peserta KB Baru 289 dan Peserta KB Mandiri 1.016 orang. Sedangkan jumlah bayi yang diimunisasikan dengan Polio dan DPT-1 berjumlah 238 bayi. Tingkat partisipasi demikian ini relatif tinggi walaupun masih bisa dimaksimalkan mengingat cukup tersedianya fasilitas kesehatan berupa sebuah Puskesmas, dan Polindes di Desa Kedungsalam. Maka wajar jika ketersediaan fasilitas kesehatan yang relatif lengka ini berdampak pada kualitas kelahiran bagi bayi lahir. Dari 113 kasus bayi lahir pada tahun 2009, hanya 1 bayi yang tidak tertolong.
Hal yang perlu juga dipaparkan di sini adalah kualitas balita. Dalam hal ini, dari jumlah 583 balita di tahun 2009, masih terdapat 5 balita bergizi buruk, 35 balita bergizi kurang dan lainnya sedang dan baik. Hal inilah kiranya yang perlu ditingkatkan perhatiannya agar kualitas balita Desa Kedungsalam ke depan lebih baik.

7. Mata Pencaharian
Secara umum mata pencaharian warga masyarakat Desa Kedungsalam dapat teridentifikasi ke dalam beberap sektor yaitu pertanian, jasa/perdagangan, industri dan lain-lain. Berdasarkan data yang ada, masyarakat yang bekerja di sektor pertanian berjumlah 1.114 orang, yang bekerja disektor jasa berjumlah 300 orang, yang bekerja di sektor industri 125 orang, dan bekerja di sektor lain-lain 2.125 orang. Dengan demikian jumlah penduduk yang mempunyai mata pencaharian berjumlah 3.664 orang. Berikut ini adalah tabel jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian.

Tabel 6
Macam-macam Pekerjaan dan Jumlahnya

No Macam Pekerjaan Jumlah
1 Nelayan 50 orang
2 PNS 268 orang
3 TNI/ POLRI 54 orang
4 Buruh Tani 2 320 orang
5 Buruh Bangunan 162 orang
5 Jasa 31 0rang
7 Peternakan 22 orang
8 Pedagang 72 orang
Jumlah 2 979 orang

Dengan melihat data di atas maka angka pengangguran di Desa Kedungsalam masih cukup tinggi. Berdasarkan data lain dinyatakan bahwa jumlah penduduk usia 15-55 yang belum bekerja berjumlah 120. Angka-angka inilah yang merupakan kisaran angka pengangguran di Desa Kedungsalam
8. Keadaan Sosial
Dengan adanya perubahan dinamika politik dan sistem politik di Indonesia yang lebih demokratis, memberikan pengaruh kepada masyarakat untuk menerapkan suatu mekanisme politik yang dipandang lebih demokratis. Dalam konteks politik lokal Desa Kedungsalam, hal ini tergambar dalam pemilihan kepala desa dan pemilihan-pemilihan lain (pilleg, pilpres, pilkada, dan pilgub) yang juga melibatkan warga masyarakat desa secara umum.
Khusus untuk pemilihan kepala Desa Kedungsalam, sebagaimana tradisi kepala desa di Jawa, biasanya para peserta (kandidat) nya adalah mereka yang secara trah memiliki hubungan dengan elit kep bahwa jabatan kepala desa adalah jabatan garis tangan keluarga-keluarga tersebut. Fenomena inilah yang biasa disebut pulung –dalam tradisi jawa- bagi keluarga-keluarga tersebut.
Jabatan kepala desa merupakan jabatan yang tidak serta merta dapat diwariskan kepada anak cucu. Mereka dipilh karena kecerdasan, etos kerja, kejujuran dan kedekatannya dengan warga desa.
Kepala desa bisa diganti sebelum masa jabatannya habis, jika ia melanggar peraturan maupun norma-norma yang berlaku. Begitu pula ia bisa diganti jika ia berhalangan tetap.
Karena demikian, maka setiap orang yang memiliki dan memenuhi syarat-syarat yang sudah ditentukan dalam perundangan dan peraturan yang berlaku, bisa mengajukan diri untuk mendaftar

menjadi kandidat kepala desa. Fenomena ini juga terjadi pada pemilihan Desa Kedungsalam pada tahun 2009. Pada pilihan kepala desa ini partisipasi masyarakat sangat tinggi, yakni hampir 95%. Tercatat ada dua kandidat kepala desa pada waktu itu yang mengikuti pemilihan kepala desa. Pilihan kepala Desa bagi warga masyarakat Desa Kedungsalam seperti acara perayaan desa.
Pada bulan Juli dan Nopember 2008 ini masyarakat juga dilibatkan dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur putaran I dan II secara langsung. Walaupun tingkat partisipasinya lebih rendah dari pada pilihan kepala Desa, namun hampir 70% daftar pemilih tetap, memberikan hak pilihnya. Ini adalah proggres demokrasi yang cukup signifikan di Desa Kedungsalam.
Setelah proses-proses politik selesai, situasi desa kembali berjalan normal. Hiruk pikuk warga dalam pesta demokrasi desa berakhir dengan kembalinya kehidupan sebagaimana awal mulanya. Masyarakat tidak terus menerus terjebak dalam sekat-sekat kelompok pilihannya. Hal ini ditandai dengan kehidupan yang penuh tolong menolong maupun gotong royong.
Walaupun pola kepemimpinan ada di Kepala Desa namun mekanisme pengambilan keputusan selalu ada pelibatan masyarakat baik lewat lembaga resmi desa seperti Badan Perwakilan Desa maupun lewat masyarakat langsung. Dengan demikian terlihat bahwa pola kepemimpinan di Wilayah Desa Kedungsalam mengedepankan pola kepemimpinan yang demokratis.
Berdasarkan deskripsi beberapa fakta di atas, dapat dipahami bahwa Desa Kedungsalam mempunyai dinamika politik lokal yang bagus. Hal ini terlihat baik dari segi pola kepemimpinan, mekanisme pemilihan kepemimpinan, sampai dengan partisipasi masyarakat dalam menerapkan sistem politik demokratis ke dalam kehidupan politik lokal. Tetapi terhadap minat politik daerah dan nasional terlihat masih kurang antusias. Hal ini dapat dimengerti dikarenakan dinamika politik nasional dalam kehidupan keseharian masyarakat Desa Kedungsalam kurang mempunyai greget,

terutama yang berkaitan dengan permasalahan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat secara langsung.
Hal ini tergambar dari dipakainya kalender Jawa/ Islam, masih adanya budaya nyadran, slametan, tahlilan, mithoni, dan lainnya, yang semuanya merefleksikan sisi-sisi akulturasi budaya Islam dan Jawa.
Dengan semakin terbukanya masyarakat terhadap arus informasi, hal-hal lama ini mulai mendapat respon dan tafsir balik dari masyarakat. Hal ini menandai babak baru dinamika sosial dan budaya, sekaligus tantangan baru bersama masyarakat Desa Kedungsalam. Dalam rangka merespon

tradisi lama ini telah mewabah dan menjamur kelembagaan sosial, politik, agama, dan budaya di Desa Kedungsalam. Tentunya hal ini membutuhkan kearifan tersendiri, sebab walaupun secara budaya berlembaga dan berorganisasi adalah baik tetapi secara sosiologis ia akan beresiko menghadirkan kerawanan dan konflik sosial.
Bencana Alam dan Sosial
Dalam catatan sejarah, selama ini belum pernah terjadi bencana alam dan sosial yang cukup berarti di Desa Kedungsalam. Isu-isu terkait tema ini, seperti kemiskinan dan bencana alam, tidak sampai pada titik kronis yang membahayakan masyarakat dan sosial.
Kondisi Pemerintahan Desa
Keberadaan Rukun Tetangga (RT) sebagai bagian dari satuan wilayah pemerintahan Desa Kedungsalam memiliki fungsi yang sangat berarti terhadap pelayanan kepentingan masyarakat wilayah tersebut, terutama terkait hubungannya dengan pemerintahan pada level di atasnya. Dari kumpulan Rukun Tetangga inilah sebuah Padukuhan (Rukun Warga; RW) terbentuk
Wilayah Desa Kedungsalam terbagi di dalam 20 Rukun Warga (RW) 90 Rukun Tetangga (RT) yang tergabung di dalam 4 Dusun yaitu: Dusun Krajan, Dusun Salamrejo, Dusun Sumbersih dan Dusun Ngliyep yang masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Dusun. Posisi Kasun menjadi sangat strategis seiring banyaknya limpahan tugas desa kepada aparat ini.
Sebagai sebuah desa, sudah tentu struktur kepemimpinan Desa Kedungsalam tidak bisa lepas dari strukur administratif pemerintahan pada level di atasnya. Hal ini dapat dilihat dalam bagan berikut ini
Bagan I
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah
Desa Kedungsalam

Tabel 1
Nama Pejabat Pemerintah Desa Kedungsalam

No Nama Jabatan
1 Misdi Kepala Desa
2 Drs. Suharto Sekretaris Desa
3 Efendi Sudarsono Kaur Umum
4 Rusnadi Kaur Keuangan
5 Ro’is Modin
6 Sugeng Wiyono Kuwowo
7 Sapariadi Kepetengan
8 Sudiwantoro Kebayan
9 Suparwan Kasun Krajan
10 Budi Krisna Kasun Salamrejo
11 Boirin Kasun Sumbersih
12 Supiyat Kasun Ngliyep

Tabel 2
Nama Badan Permusyawaratan Desa Kedungsalam

No Nama Jabatan
1 Siyanto Hadi Ketua
2 Arifin S.ag Wakil ketua
3 Miseman Sekertaris
4 Jasmani Anggota
5 Jemirin Anggota
6 Lasianto Anggota
7 Seneng Anggota
8 Sumarno Anggota
9 Sutarjianto Anggota
10 Imam Subakri Anggota



Tabel 3
Nama-nama LPMD Desa Kedungsalam

No Nama Jabatan
1 Gimin Soegianto Ketua
2 Eko Sujarwo Wakil Ketua
3 Domitianus Prawito Sekretaris
4 M. Imam Rofii Bendahara
5 Pairi Anggota
6 Panggah Anggota
7 Nanang Sunomo Anggota
8 Lilik Yuliati Anggota
9 Suranto Anggota
10 Iwan Sunawan Anggota
11 Edi Suparwan Anggota
12 Siyadi Anggota
13 Kohar Anggota
14 Pamiatin Anggota

Secara umum pelayanan pemerintahan desa Kedungsalam kepada masyarakat cukup memuaskan. Beberapa warga menyatakan bahwa pelayanan umum seperti pengurusan surat-surat penting lainnya terlayani secara baik.

1 komentar:

  1. KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل

    KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل


    KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل

    BalasHapus